Sejarah Kerajaan Malaka | Asal mula, Letak Geografis ,Politik, Sosial Budaya dan Ekonomi

Sejarah Kerajaan Malaka
Kesultanan Melaka adalah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Melaka, Malaysia. Kerajaan yang didirikan oleh Parameswara ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-15 dengan menguasai rute pelayaran Selat Malaka, sebelum ditaklukkan oleh Portugal pada tahun 1511. Jatuhnya Malaka menjadi pintu masuk kolonisasi Eropa di kepulauan tersebut.

Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah, tetapi keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui Sulalatus Salatin dan kronik Tiongkok masa Dinasti Ming. 

Dari perbandingan dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari pemerintahan masing-masing raja Malaka. 

Awalnya Agama Islam belum menjadi agama bagi kebanyakan masyarakat Malaka, tetapi perkembangan Islam yang pesat membuat agama ini menjadi bagian dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh gelar sultan yang disandang oleh penguasa Malaka berikutnya.

A. Letak Kerajaan Malaka

Lokasi Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaka.



B. Kehidupan Politik

Dalam menjalankan dan menjalankan politik negara, ternyata para sultan berpegang pada konsep politik kebijakan koeksistensi yang dilaksanakan secara efektif. 

Politik hidup berdampingan secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatik dan ikatan perkawinan. 

Politik yang dilakukan ini tujuannya untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka.

Dua kerajaan utama pada waktu itu yang harus diwaspadai adalah Cina dan Majapahit. Jadi, Malaka kemudian menjalin hubungan damai dengan kedua kerajaan besar ini. 


Sebagai tindak lanjut dari politik negara itu, Parameswara kemudian menikahi salah seorang putri Majapahit. 

Sultan-sultan yang memerintah setelah Prameswara (Muhammad Iskandar Syah)) terus menjalankan politik tetangga. Raja-raja yang memerintah kerajaan Malaka termasuk:

1. Iskandar Syah (1396-1414 M)

Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik (Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung Malaya dan mendirikan Kp. Malaka.

Secara geografis, letak Kepulauan Malaka ini sangatlah strategis, yaitu terletak pada Selat Malaka, sehingga sangat ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara, dan paling banyak biasanya pedagang Islam, sehingga kehidupan ekonomi kepulauan Malaka ini sangatlah berkembang pesat.

Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan Islam.

Untuk menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada Kaisar China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).

2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)

Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya.

Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, itu dipilih melalui jalur politik pernikahan dengan menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya dapat tercapai.

3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)

Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik tahta dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka yang pertama bergelar Sultan).

Selama masa pemerintahannya, ada serangan dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan laut), tetapi bisa digagalkan.

Menyelenggarakan ekspansi regional ke daerah-daerah yang ada di sekitar Kerajaan Malaka seperti Pahang, Indragiri dan Kampar.

4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)

Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka telah mencapai puncak kejayaannya yaitu sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam terbesar di Asia Tenggara.

Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan). 

Raja Siam tewas dalam pertempuran, tetapi putra mahkotanya ditangkap dan dikawinkan dengan putri sultan yang kemudian mengangkatnya menjadi raja dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan Malaka.

Kerajaan Samudera Pasai, Jambi dan Palembang tidak serang karena menghormati Majapahit yang berkuasa pada waktu itu, selain itu Kerajaan Aru juga tetap sebagai kerajaan merdeka.

The glory of the Malacca Kingdom is inseparable from the services of Admiral Hang Tuah whose greatness is likened to the greatness of Patih Gajah Mada from the Mahapahit Kingdom. Cerita Hang Tuah ditulis dalam sebuah Hikayat, Hikayat Hang Tuah.

5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)

Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur, Kerajaan Malaka mulai mengalami kemunduran, satu persatu wilayah Kerajaan ini mulai memisahkan diri. Hal ini disebabkan oleh karena Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap.

6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

Pada masa pemerintahan putra dari Sultan Alaudin Syah ini, Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang sangatlah lemah, wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya, hal ini juga menambah suram kondisi Kerajaan Malaka pada masa itu.

Pada tahun 1511 M, serangan oleh Portugis di bawah kepemimpinan Alfonso d'Abuquerque berhasil merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan Portugis.

C. Kehidupan Sosial – Budaya

Dalam kehidupan budaya, perkembangan sastra Melayu pada kerajaan ini mengalami perkembangan pesat seiring munculnya karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh heroik dari Kerajaan ini misalnya seperti Hikayat Hang Tuah,Hikayat Hang Jebat, dan Hikayat Hang Lekir.

Sementara kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh lokasi, keadaan alam, dan lingkungan kawasan. 

Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat individualisme. Kelompok masyarakat pun bermunculan, seperti adanya golongan buruh dan majikan.

D. Kehidupan Ekonomi

Malaka memungut pajak penjualan dan juga bea masuk untuk barang yang masuk dan pergi dari kerajaan ini, hal ini pun membuat banyak pemasukan uang ke kas negara. 

Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat kaya.

Hal penting dari Kerajaan Malaka adalah keberadaan hukum laut yang berisi pengaturan pengiriman dan perdagangan di kerajaan itu. 

Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.

0 Response to "Sejarah Kerajaan Malaka | Asal mula, Letak Geografis ,Politik, Sosial Budaya dan Ekonomi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel