Sejarah Bani Umayyah | Sebab-Sebab Runtuhnya Bani Umayyah
A. Sebab-Sebab Runtuhnya Bani Umayyah
Kebesaran yang telah diraih oleh Dinasti Bani Umayyah ternyata tidak mampu menahan kehancurannya, yang diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain:
- Pertentangan antara suku-suku Arab yang telah lama terrjadi terbagi menjadi dua sisi, yaitu Arab Utara yang disebut dengan Mudariyah, menduduki Irak dan Arab Selatan (Himyariyah) yang menduduki wilayah Suriah. Pada masa Dinasti Bani Umayyah, persaingan antar etnis mencapai puncaknya, karena para Khalifah cenderung berpihak ke satu pihak dan menolak yang lain (Ali, 1981: 169-170).
- Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab. Mereka adalah pendatang baru dari kalangan negara taklukkan yang mendapatkan gelar mawali. Status tersebut menggambarkan infeoritas di tengah-tengah keangkuhan orang-orang Arab yang mendapatkan fasilitas dari penguasa Umayyah. Padahal mereka bersama-sama Muslim Arab mengalami beratnya peperangan dan bahkan beberapa orang di antara mereka mencapai tingkatan yang jauh di atas rata-rata bangsa Arab. Tetapi harapan mereka untuk mendapatkan kedudukan dan hak-hak bernegara tidak dikabulkan. Seperti tunjangan tahunan yang diberikan kepada mawali itu yang jumlahnya jauh lebih kecil dari pada tunjangan yang dibayarkan kepada orang Arab (Watt, 1990:28).
- Sistem pergantian Khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatru yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannnya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian Khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota keluarga Istana (Hitti, 1970:281).
- Kerajaan Islam pada zaman kekuasaan Bani Umayyah sangatlah luas wilayahnya, sehingga kerajaan ini sukar mengendalikan dan mengurus administrasinya dengan baik, tambah lagi dengan sedikitnya jumlah penguasa yang berwibawa untuk dapat menguasai sepenuhnya wilayah yang luas
- Latar belakang pembentukan kedaulatan Bani Umayyah tidak dapat dipisahkan dari konflik politik. Kaum Syiah dan Khawarij terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang kuat dan dapat mengancam integritas kekuasaan sewaktu-waktu
- Adanya pola hidup mewah di lingkungan istana menyebabkan anak-anak Khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Di samping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat
- Penindasan terus menerus terhadap pengikut-pengikut Ali pada khususnya, dan terhadap Bani Hasyim (Hasyimiyah) pada umumnya, sehingga mereka menjadi oposisi yang kuat. Kekuatan baru ini, dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abdul al- Muthalib dan mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah dan kaum mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah. Hal inilah yang menjadi penyebab langsung tergulingnya kekuasaan pada Dinasti Bani Umayyah. (Yatim, 2003:48-49 dan Hasymy, 1993:210).
B. Catatan Simpul
Bani Umayyah adalah penguasa Islam yang telah mengubah sistem pemerintahan demokratis menjadi monarki (sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan). Kerajaan Umayyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan penipuan, bukan melalui pemilihan atau pemungutan suara terbanyak seperti yang dilakukan oleh pemimpin sebelumnya, rasyidin khalafaur. Meskipun mereka terus menggunakan istilah Khalifah, mereka memberikan interpretasi baru untuk memuliakan kedudukannya. Mereka menyebutnya "Khalifah Allah" dalam arti "penguasa" yang ditunjuk oleh Allah.
Aturan Umayyah bertahan 90 tahun (680-750 M). Dinasti ini dipimpin oleh 14 Khalifah, dengan urutan raja sebagai berikut: Muawiyah, Yazid bin Muawiyah, Muawiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, Abdul Malik bin Marik, Walid bin Malik, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, dan Yazid bin Abdul Malik.
0 Response to "Sejarah Bani Umayyah | Sebab-Sebab Runtuhnya Bani Umayyah"
Post a Comment