Sejarah BANI UMAYYAH | Sistem Pergantian Kepala Negara dan Upaya Penegakan Dinasti


Dengan meninggalnya Khalifah Ali, berakhir sudah bentuk pemerintahan kekhalifahan, dan selanjutnya bentuk pemerintahan yang dianut adalah kerajaan (Dinasti), kekaisaran Umayyah (dinasti Umayyah).

Daulah Umayyad didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan. Muawiyah mampu menduduki kursi kekuasaan dalam berbagai taktik, taktik, politik dan taktik menipu, bukan dalam pilihan umat Islam seperti yang dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Dengan demikian, pendirian Daulah Umayyah tidak didasarkan pada pertimbangan atau demokrasi. Departemen raja menjadi turun temurun, dan Negara Islam mengubah karakternya menjadi monarki Daulah.

Muawiyah tidak mematuhi isi perjanjian yang telah dibuatnya dengan Hasan ibn Ali ketika dia naik tahta, yang menyatakan bahwa masalah perubahan pemimpin setelah Muawiyah akan diserahkan ke pemilihan umat Islam. Ini terjadi ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia  terhadap  anaknya, Yazid. Sejak saat itu suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai (al-Maududi, 1984:167).

Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun,  dengan empat belas Khalifah. Banyak kemajuan, perkembangan dan perluasan daerah  yang  dicapai, lebih-lebih pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik. Dimulai oleh kepemimpinan Muawiyyah bin Abi Sufyan dan diakhiri oleh kepemimpinan Marwan bin Muhammad. Adapun urutan Khalifah Daulah Bani Umayyah sebagai berikut:

1.  Muawiyah bin Abi Sufyan (661-681 M)


Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Umayyah dan menjabat sebagai Khalifah pertama. Dia memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah ke kota Damaskus di dalam wilayah Suriah. Selama masa pemerintahannya, ia terus memperluas wilayah Islam yang dihentikan pada masa Khalifah Ustman dan Ali. Selain itu ia juga mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Byzantium, membentuk administrasi pemerintah dan juga menetapkan aturan pengiriman pos. Muawiyah meninggal pada usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus pada pemakaman Bab Al-Shagier.

2.  Yazid ibn Muawiyah (681-683 M)


Dilahirkan pada 22 H / 643 M. Pada 679 M, Muawiyah menominasikan putranya, Yazid, untuk menggantikannya. Yazid menjabat sebagai Khalifah pada usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak ingin setia kepadanya. Dia kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk untuk bersumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang dipaksa untuk tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair. Secara bersamaan, Syi'ah (pengikut Ali) mengkonsolidasikan (menggabungkan) kekuatan kembali.

Perlawanan terhadap Bani Umayah dimulai oleh Hussein bin Ali. Pada 680 M, ia pindah dari Mekah ke Kufah atas permintaan kelompok Syiah di Irak. Umat Islam di daerah ini tidak mengenal Yazid. Mereka menunjuk Hussein sebagai Khalifah. Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, daerah dekat Kufah, pasukan Hussein hilang dan Husein sendiri terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirim ke Damaskus, sementara tubuhnya dimakamkan di Karbala (Yatim, 2003: 45).

Masa pemerintahan Yazid dikenal dengan empat hal yang sangat hitam sepanjang sejarah Islam, yaitu :
  1. Pembunuhan Husein ibn Abi Thalib, cucu Nabi
  2. Pelaksanaan Al ibahat terhadap kota suci Madinah al -
  3. Penggempuran terhadap baiat
  4. Pertama kalinya memakai dan menggunakan orang-orang kebiri untuk  barisan pelayan rumah tangga khalif didalam
Ia Meninggal dalam usia 38 tahun pada tahun 64 H/683 M dan masa pemerintahannya berjalan selama tiga tahun dan enam bulan.

3.  Muawiyah bin Yazid (683-684 M)

Muawiyah ibn Yazid menjabat sebagai Khalifah pada 683-684 M pada usia 23 tahun. Dia orang yang lembut. Di pemerintahannya, ada periode krisis dan ketidakpastian, yaitu munculnya perselisihan etnis antara orang-orang Arab sendiri. Dia memerintah hanya enam bulan.

4.  Marwan bin Al-Hakam (684-685 M)

Sebelum menjabat sebagai penasihat Khalifah Ustman bin Affan, ia berhasil mendapatkan dukungan dari beberapa warga Suriah dengan menyuap dan memberikan berbagai hak kepada setiap kepala suku. Untuk memperkuat posisi Khalifah yang dipegangnya, Marwan sengaja menikahi janda Khalifah Yazid, Umm Khalid. Selama masa pemerintahannya tidak ada jejak penting untuk perkembangan sejarah Islam. Dia meninggal pada usia 63 tahun dan pemerintahannya adalah 9 bulan dan 18 hari.

5.  Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M)

Abdul Malik bin Marwan diangkat sebagai Khalifah setelah ayahnya meninggal, pada 685 M. Di bawah pemerintahan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mendapatkan kekuasaan dan kemuliaan. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa  dan  negarawan  yang  cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para pemberontak, sehingga pada masa pemerintahan selanjutnya, pada masa pemerintahannya, Walid bin Abdul Malik Daulah bani Umayyah dapat menggapai puncak masa kejayaannya.

Beliau wafat di usia yang ke-60 tahun pada tahun 705 M . Ia meninggalkan karya - karya terbesar didalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya berlangsung  selama  21 tahun, 8 bulan. Ia menghadapi sengketa dengan khalif Abdullah ibn Zubair dalam masa pemerintahannya.

6.  Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M)

Pemerintahan Walid ibn Malik adalah periode kedamaian, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Muslim merasakan hidup yang bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat sebuah peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah dari Afrika Utara ke wilayah Barat Daya, benua Eropa, yaitu pada 711 Masehi. Perluasan kekuasaan Islam juga mencapai Andalusia (Spanyol) di bawah kepemimpinan Komandan Thariq bin Ziad. Perjuangan komandan Thariq bin Ziad meraih kemenangan, sehingga ia dapat mengendalikan kota-kota Kordova, Granada dan Toledo.
Selain memperluas wilayah Islam, Walid juga melakukan pengembangan besar-besaran selama pemerintahannya untuk kesejahteraan rakyatnya. Khalifah Walid bin Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah Daulah Umayyah dan merupakan puncak kebesaran Daulah.

7.  Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717 M)

Pada usia 42 tahun, Sulaiman bin Abdul Malik menjadi Khalifah. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian yang kuat hingga mudah dipengaruhi penasehat-penasehat disekitar dirinya. Menjelang saat terakhir pemerintahannya barulah ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, yaitu Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya dengan memegang jabatan  wazir besar.

Hasratnya untuk memperoleh nama baik dengan penaklukan ibu kota Constantinople gagal. Satu-satunya jasa yang dapat dikenangnya dari masa pemerintahannya ialah menyelesaikan dan menyiapkan pembangunan Jamiul Umawi yang terkenal megah dan agung di Damaskus.

8.  Umar Ibn Abdul Aziz (717-720 M)

Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai Khalifah pada usia 37 tahun. Itu dikenal adil dan sederhana. Dia ingin mengembalikan pola pemerintahan seperti dalam khulafaur rasyidin. Pemerintah Umar meninggalkan semua kemegahan Dunia yang selalu ditunjukkan oleh Bani Umayyah.

Ketika ia dinobatkan menjadi Khalifah, ia menyatakan bahwa mensejahterakan negara di wilayah Islam agar lebih baik daripada menambah perluasannya (Amin, 1987: 104). Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri. Meskipun pemerintahannya sangat singkat, ia berhasil menjalin hubungan baik dengan Syi'ah. Dia juga menawarkan kebebasan kepada para pengikut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan keyakinannya. Pajak diringankan. Posisi Mawali (seorang Muslim non-Arab) disamakan dengan Muslim Arab.

Pemerintahannya membuka suatu pertanda yang membahagiakan bagi rakyat. Ketakwaan dan keshalehannya patut menjadi teladan. Ia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ia meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39 tahun,  dimakamkan di Deir Simon.

9.  Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)

Yazid ibn Abdul Malik adalah seorang penguasa yang sangat menyukai kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Orang yang sebelumnya hidup dalam damai dan damai, pada zamannya berubah menjadi kekacauan. Dengan latar belakang dan kepentingan politik etnis, publik menyatakan konfrontasi dengan pemerintah Yazid.

Pemerintahan singkat Yazid hanya mempercepat proses penghancuran Kekaisaran Umayyah. Selama pemerintahan inilah propaganda untuk keturunan Bani Abas mulai diluncurkan secara aktif. Dia meninggal pada usia 40 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 4 tahun, 1 bulan.

10.    Hisyam ibn Abdul Malik (724-743 M)

Hisham ibn Abdul Malik menjabat sebagai Khalifah pada usia 35. Dia terkenal karena negarawan dan ahli strategi militer yang mampu. Selama masa pemerintahannya, kekuatan baru muncul yang merupakan tantangan besar bagi pemerintah Bani Umayyah. Kekuatan ini berasal dari kelompok Banu Hashim yang didukung oleh kelompok Mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan selanjutnya, kekuatan baru ini mampu menggulingkan dinasti Umayyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas.

Pemerintahan Hisyam yang lunak dan jujur menyumbangkan jasa yang banyak untuk pemulihan keamanan dan kemakmuran, tetapi semua kebajikannya tidak bisa membayar kesalahan-kesalahan para pendahulunya, karena gerakan oposisi terlalu kuat, sehingga Khalifah tidak mampu mematahkannya.

Namun demikian, pada masa pemerintahan Khilafah Hisyam budaya dan literatur Arab dan lalu lintas perdagangan berkembang. Dua tahun setelah penaklukan pulau Sisily pada 743 M, ia meninggal pada usia 55 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung 19 tahun, 9 bulan. Setelah kematian Hisyam, para khalifah yang muncul tidak hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Ini semakin mempercepat keruntuhan Daulah Bani Ummayyah.

11.    Walid ibn Yazid (743-744 M)

Dimasa pemerintahan Walid ibn Yazid, Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran. Ia berkelakuan buruk dan suka melanggar norma agama. Kalangan keluarga sendiri benci padanya. Dan ia mati terbunuh.

Meskipun demikian, kebijakan paling penting yang dilakukan oleh Walid ibn Yazid adalah untuk melipatkan/menambah jumlah bantuan sosial untuk pemeliharaan orang-orang buta dan orang tua/lanjut usia yang tidak memiliki keluarga untuk merawatnya. Ia menetapkan anggaran khusus untuk pembiayaan tersebut dan menyediakan perawat untuk masing- masing orang. Dia telah meloloskan diri dari penangkapan besar-besaran di Damaskus yang dilakukan oleh keponakannya sendiri. Masa pemerintahannya berlangsung selama 1 tahun, 2 bulan. Dia wafat dalam usia 40 tahun.

12.    Yazid ibn Walid (Yazid III) (744 M)

Pemerintahan Yazid ibn Walid tidak mendapat dukungan dari rakyat, karena perbuatannya yang suka mengurangi anggaran belanja negara. Masa pemerintahannya penuh dengan kemelut dan pemberontakan.  Masa  pemerintahannya  berlangsung  selama 16 bulan. Dia wafat dalam usia 46 tahun.

13.    Ibrahim ibn Malik (744 M)

Diangkatnya Ibrahim menjadi Khalifah tidak memperoleh suara bulat didalam lingkungan keluarga Bani Umayyah dan rakyatnya. Karena itu, keadaan negara semakin kacau dengan munculnya beberapa pemberontak. Ia menggerakkan pasukan besar berkekuatan 80.000 orang dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan suka rela mengundurkan dirinya dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat terhadap Marwan ibn Muhammad. Dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.

14.    Marwan ibn Muhammad (745-750 M)

Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat pendudkungnya. Marwan bin Muhammad melarikan diri ke Hurah, setelah itu Damaskus. Namun Abdullah bin Ali yang ditugaskan membunuh Marwan oleh Abbas As-Syaffah selalu mengejarnya. Akhirnya sampailah Marwan di Mesir. Di Bushair,  daerah al Fayyun Mesir, dia mati terbunuh oleh Shalih bin Ali, orang yang menerima penyerahan tugas dari Abdullah. Marwan dibunuh pada 27 Dzulhijjah 132 H \ 5 Agustus 750 M, Dengan demikian kedaulatan Bani Umayyah telah selesai, dan sebagai tindak lanjut dipegang oleh Bani Abbasiyah.

0 Response to "Sejarah BANI UMAYYAH | Sistem Pergantian Kepala Negara dan Upaya Penegakan Dinasti "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel