Sejarah Kerajaan Demak | Asal mula, Letak Geografis ,Politik, Sosial Budaya dan Ekonomi

Sejarah Kerajaan Demak
Membahas Kerajaan Demak mungkin tidak akan lepas dari perannan kerajaan ini dalam menyebarkan Islam di  pulau Jawa.

Kekuasaan Demak di pulau Jawa tidak bertahan lama, hanya kurang lebih selama sekitar 79 tahun dengan lima raja yang memerintah.

Penyebaran ajaran Islam di pulau Jawa dimulai pada masa pemerintahan Demak yang dilakukan oleh sembilan wali yang biasanya lebih dikenal sebagai Wali Sanga.

Para Wali dikirim ke daerah-daerah yang masih terdapat sisa-sisa peninggalan kekuasaan kerajaan Hindu dan Budha di Jawa.

Tugas utama mereka adalah mengislamkan pulau Jawa dan menjadikan daerah itu masuk ke wilayah Kerajaan Demak.

Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini  mengalami puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana, putra Raden Patah, dan berakhir pada masa pemerintahan Arya Penangsang.

Masa kejayaan ditandai dengan perebutan Sunda Kelapa dari tangan Portugis, sedangkan masa keterpurukan dimulai dengan adanya perebutan kekuasaan dan pemberontakan.

Masa kejayaan ditandai oleh perjuangan perebutan Sunda Kelapa dari tangan Portugis, sementara periode keterpurukan dimulai dengan adanya perjuangan perebutan kekuasaan dan pemberontakan.


A. Letak Geografis

Letak Geografis Kerajaan Demak
B. Kehidupan Politik

Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Itu didasarkan pada jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan candrasengkala yang ditandai, menghilang dari bumi (artinya 1400 Saka atau 1478 M). 


Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat.


Di bawah kepemimpinan Raden Patah, pada tahun 1481-1518 Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar.

Negara-negara di pantai utara Jawa yang telah memeluk Islam mengakui kedaulatan Demak.


Bahkan kekuatan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang dan Jambi. Di bawah kepemimpinan putranya bernama Adipati Unus, Demak, Pada tahun 1512 dan 1513, dengan kekuatan 90 jung dan 12.000 pasukan, mereka mencoba membebaskan Malaka dari pemerintahan Portugis dan juga mengendalikan perdagangan di Selat Malaka.

Karena pernah menyerang ke Malaka Adipati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara).

Setelah Raden Patah meninggal pada 1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh Duke Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. 

Kemudian ia digantikan oleh adiknya Sultan Trenggana (1521-1546) melalui tahta Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. 


Sultan Trenggana berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukkan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Saat melancarkan ekspedisi melawan Panarukan, Sultan Trenggana terbunuh. 


Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.

Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan Trenggana). 

Dalam perebutan kekuasaan, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. 


Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri meminta bantuan Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. 


Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang pada 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.


C. Kehidupan Ekonomi

Ekonomi Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak untuk menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya untuk merebut Malaka dari Portugis, tetapi upaya ini ternyata tidak berhasil. 

Perdagangan antara Demak dan pelabuhan lain di pulau-pulau ini cukup sibuk, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transit untuk daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber pendapatan pertanian yang besar.

Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. 

Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin. 


Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.

Sebagai sebuah negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transit antar daerah penghasil dan pedagang rempah-rempah di timur dan Malaka yang kemudian menuju ke daerah barat.

Perkembangan ekonomi Demak selain faktor dunia maritim, juga faktor perdagangan produk pertanian.

D. Kehidupan Sosial-budaya

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.

Hasil dari budaya Kerajaan Demak adalah budaya yang berhubungan dengan Islam. Hasil dari budayanya yang cukup terkenal dan masih berdiri sampai sekarang adalah Masjid Agung Demak. 

Masjid adalah simbol kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).

Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. 

Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik orang masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau budaya yang terus dipertahankan hingga sekarang.


0 Response to "Sejarah Kerajaan Demak | Asal mula, Letak Geografis ,Politik, Sosial Budaya dan Ekonomi "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel