Analisis Isi Puisi Teratai Karya Sanusi Pane | JagoanPengetahuan

Teratai 

Karya Sanusi Pane

Dalam kebun ditanah airku,

Tumbuh sekuntum bunga teratai,

Tersembunyi kembang indah permai,

Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,

Daun bersemi laksmi mengarang,

Biarpun ia diabaikan orang,

Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, o Teratai Bahagia,

Berseri di kebun indonesia,

Biar sedikit penjaga taman.

Biarpun engkau tidak dilihat,

Biarpun engkau tidak diminat,

Engkaupun turut menjaga Zaman.

Analisis: 

1. Isi puisi

-> Bait pertama bercerita mengenai sekuntum bunga teratai yang dianalogikan sebagai pemuda-pemudi yang muncul di Indonesia sebagai generasi baru. Generasi baru yang memiliki potensi-potensi yang belum ada di masa lalu.

-> Generasi muda terus bangkit dan berprestasi. Terus Memajukan bangsa tanpa harus terkenal orang banyak. Tanpa pamrih semua hanya untuk Indonesia.

-> Suatu harapan agar generasi muda terus maju. Penjaga taman berarti suatu upaya untuk memperbaiki generasi muda. Dengan kurangnya penjaga taman, artinya perjalanan generasi muda akan berjalan dengan baik tanpa banyak upaya-upaya resesif dari aparat penegak.

-> Tidak peduli siapapun juga, warga negara indonesia memiliki generasi muda yang turut dan terus menjaga bumi Indonesia.

2. Relevansi

-> Adalah suatu bentuk observasi dan harapan dari puisi yang melihat bagaimana banyak sekali prestasi-prestasi kecil yang terus mendorong Indonesia menjadi lebih baik. Seperti, majunya pendidikan, kuatnya pertahanan, adanya pengawasan politik, membaiknya ekonomi, pulihnya kondisi politik, dsb.

3. Paragaf persuasi (Topik: Kebersihan )

Rumah yang menjadi tempat tinggal kita bersama keluarga adalah tempat yang paling memiliki peran penting bagi kita.

Bagaimana tidak? Di sanalah kita bersama Ayah, ibu, adik, kakak, dan keluarga lainnya berkumpul.

Di rumahlah kita memiliki waktu terbanyak untuk bercengkerama dengan keluarga. Agar selalu nyaman bersama keluarga, rumah haruslah selalu bersih dan sedap dipandang. Oleh karena itu, janganlah kita malas untuk selalu membersihkan rumah setiap hari.

STRUKTUR BATIN

PARAFRASE 

setelah berada di kebun teratai aku langsung tertuju pada teratai yang tersembuni di balik bunga indah, bunga tersebut enggan nampak orangyang lalu . 

Setelah kudekati bunga tersebut, ternyata bunga itu sangat unik dengan mempunyai akar yang panjang sampai ke hati dunia walau ia tertutupi dan dibiarkan  orang tetapi teruskalan wahai bunga yang sangat bahagia. 

Kau bahagia memiliki daun yang berseri di kebun indonesia ini. Biarkan sedikit penjaga dan orang  yang menghiraukanmu tetapi aku ini tetap disini menemanimu

TEMA 

Semangat Perjuangan KI HADJAR DEWANTARA

NUANSA

Sunyi : ditunjukkan oleh bait “tidak terlihat orang  yang lalu”

Bahagia  : ditunjukkan oleh bait “teruslah , o teratai bahagia,berseri di kebun Indonesia”

AMANAT

1.Meskipun kebaikanmu tidak terlihat orang lain, teruslah menebar kebaikan karena kebaikan tidak harus di tunjukkan kepada orang lain

2.Dalam Memperjuangkan sesuatu yang baik kita harus bersungguh-sungguh, janganlah kita mudah menyerah karena kebaikan pasti akan berakhir baik.

STRUKTUR FISIK

CITRAAN 

Visual :

- Tersembunyi kembang indah permai.

- Tidak terlihat orang yang lalu.

SAJAK

Berpola 4-4-3-3

RIMA 

Puisi teratai ini menggunakan rima berpeluk yaitu persamaan bunyi tersusun sama antara larik 1&4 ; larik 2&3

Bahasa Figuratif

DIKSI

1.Orang yang lalu : orang yang melewati bunga teratai

2.Laksmi : seseorang wanita cantik 3.Teratai : perumpamaan ki hadjar dewantara

MAJAS 

Personifikasi : akarnya tumbuh di hati dunia Daun berseri Berseri di kebun

Metafora : engkaupun turut menjaga zaman

kata Bermakna Lambang

“Daun Bersemi Laksmi Mengarang” 

Tidak Semua orang tau, apa makna kata laksmi dalam sajak tersebut, karena penulisan kata laksmi tersebut menggunakan huruf kapital pada awal katanya, maka,mungkin saja si pembaca hanya, menafsirkan bahwa laksmi, tersebut, nama seorang, wanita tanpa tahu maksud pengarang, kenapa menggunakan nama tersebut  “Teratai” Teratai dalam puisi tersebut merupakan bentuk gambaran Ki Hajar Dewantara 

Share this post