Pengertian Zaman Pra Aksara | Penjelasan, Ciri -ciri, Fungsi dan Unsur


Zaman Pra Aksara - Pengertian Zaman Pra Aksara adalah masa dalam sejarah manusia ketika manusia belum mengenal tulisan atau aksara dan Literasi. Pada masyarakat yg belum mengenal tulisan (illiterate), pewarisan ingatan tentang peristiwa masa lampau yang dilakukan melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi.

Setiap generasi biasanya mewarisi ingatan pada masa lampau generasi-generasi sebelumnya, yang juga mewariskan pengetahuan tersebut kepada generasi berikutnya.

Tradisi lisan dapat dianggap sebagai sebuah kesaksian sejarah yang sangat berguna bagi penulisan sejarah.


Masa Pra Aksara
Sering kali sebuah tradisi lisan mengisahkan pengalaman masa lampau jauh ke belakang di mulai sejak adanya manusia pertama sampai terciptanya suatu kolektif yang di kenal sebagai masyarakat ataupun suku bangsa. 

Tradisi lisan merupakan sumber sejarah yg dapat merekam masa lampau. Tradisi lisan juga mengandung kejadian nilai-nilai, moral, keagamaan, adat-istiadat, cerita-cerita khayal, peribahasa, nyanyian, mantra dan sebagainya.


Karya dalam tradisi lisan biasanya dikenal sebagai bagian folklor. Pengungkapan tradisi lisan sering kali digunakan secara lugas dalam bentuk pepatah, tembang, mitos, legenda, dongeng dan diwariskan sebagai milik bersama serta sebagai simbol identitas bersama.

Tradisi lisan dalam bentuk mitos, legenda atau dongeng melukiskan kondisi fakta mental (mentifact) dari masyarakat pendukungnya. 


Tradisi lisan sebagai ingatan kolektif sering kali disalin dalam bentuk tulisan. Selanjutnya kalian dapat memahami tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan (pra aksara) hingga mengenal aksara (masa aksara) melalui tulisan berikut ini yang dimulai dari Folklor.


A. Folklore Adalah


Folklor
Kata folklor berasal dari bahasa Inggris yaitu folklore, yang berasal dari dua kata dasar yakni folk dan lore

Menurut seorang ilmuan yang bernama Alan Dundes, folk adalah sekumpulan orang yang memiliki ciri- pengenalan fisik, baik sosial maupun kebudayaan yang sama ,sehingga mereka dapat dibedakan dari kelompok-kelompok yang lainnya. 


Ciri-ciri itu meliputi kesamaan warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan dan agama. Kata Lore menunjuk pada tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau pengingat (mnemonic device).  


Folklore adalah bagian dari kebudayaan yg disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dlm bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan alat bantu pengingat. 


Secara keseluruhan Folklore merupakan istilah umum untuk aspek material, spiritual, dan verbal dari suatu kebudayaan yang disampaikan secara oral melalui pengamatan maupun peniruan.

Ciri – ciri folklor :

1. Penyebaran dan pewarisan secara lisan.

2. Bersifat tradisional. Sistem penyebarannya relatif tetap.

3. Ada didalam versi yang berbeda, karena penyampaian secara lisan me -mungkinkan adanya perubahan didalamnya.

4. Bersifat anonim, karena penciptanya tidak diketahui lagi.

5. Biasanya mempunyai rumus atau berpola.

6. Memiliki suatu fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

7. Bersifat pralogis, karena logikanya sendiri tidak sesuai dengan logika umum.

8. Menjadi milik bersama (colective) masyarakat tertentu.

9. Pada umumnya bersifat lugu atau polos.

Fungsi Folklor Adalah :

- Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan – angan suatu kelompok.

- Sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan.

- Sebagai alat pendidikan anak – anak.

- Sebagai alat pemaksa dan penggagas norma – norma agar masyarakat selalu mematuhinya.

Tujuh unsur kebudayaan universal Adalah :

1. Sistem mata pencaharian hidup (ekonomi).

2. Sistem perlengkapan dan peralatan hidup (teknologi).

3. Sistem kemasyarakatan.

4. Bahasa.

5. Kesenian.

6. Sistem pengetahuan.

7. Sistem religi.

Menurut Koentjaraningrat setiap unsur kebudayaan universal tersebut mempunyai tiga wujud, yaitu:

1. Wujud sistem budaya.

2. Wujud sistem sosial.

3. Wujud kebudayaan fisik.

Jan Harold Brunvand (ahli folklor Amerika Serikat) membagi folklor kedalam tiga kelompok besar, yaitu:

1. Folklor Lisan. Dikenal juga sebagai fakta mental atau mentifact, meliputi :

a. Bahasa rakyat.

b. Ungkapan tradisional.

c. Pertanyaan tradisional.

d. Sajak dan puisi rakyat.

e. Cerita prosa rakyat.

- Mite (myth).
- Legenda (legend).
- Dongeng (folktale).

f. Nyanyian rakyat.

2. Folklor Sebagian Lisan. yang dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact) meliputi :

a. Kepercayaan dan takhayul.

b. Permainan dan hibuaran rakyat.

c. Teater rakyat.

d. Tari rakyat.

e. Adat kebiasaan.

f. Upacara tradisional.

g. Pesta rakyat tradisional.

3. Folklor Bukan Lisan. Dikenal juga sebagai artefak (artifact) yang meliputi :

a. Arsitektur rakyat.

b. Kerajinan tangan rakyat.

c. Pakaian rakyat.

d. Obat – obatan rakyat.

e. Alat musik tradisional.

f. Peralatan dan senjata khas tradisional.

g. Makanan dan minuman khas daerah.

h. Gerak isyarat tradisional.

B. Mitos

Mitos adalah Sebuah cerita prosa rakyat yang tokohnya adalah dewa maupun makhluk setengah dewa, isi cerita ini terjadi di dunia khayal (dunia lain) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh masyarakat sekitar dan yang empunya cerita atau penganutnya. 




Selain berasal dari Indonesia, ada pula yang berasal dari luar negeri.  Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga tidak terasa asing lagi. 


Mitos di Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogany), trjadinya susunan para dewa, dunia dewata (pantheon), dan sebagainya.


C. Legenda


Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebgai suatu yang benar-benar terjadi. Legenda biasanya dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history).
Jan Harold Brunvand menggolongkan legenda mjd 4 kelompok, yaitu:

1. Legenda Keagamaan

Legenda keagamaan adalah legenda yang dianggap suci atau saleh oleh orang orang. 

Cerita-cerita tsb dikenal sbg hagiografi urgent of the saint yang berarti cerita mengenai orang-orang suci. 


Di Jawa hagiografi menceritakan ttg riwayat hidup para wali penyebar Islam pada masa yg paling awal. 


Salah satu contohnya adalah legenda wali sembilan (wali songo) Legenda tentang mereka mudah dikenali sebab makam-makamnya diziarahi pada peringatan kematianya (haul) yang disebut keramat atau punden.


2. Legenda Alam Gaib.

Legenda alam gaib biasa nya berbentuk kisah dan dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. 


Fungsinya adalah untuk meneguhkan kebenaran ”takhayul” atau kepercayaan rakyat.  


Legenda ini biasanya terbentuk karena kisah yang pernah dialami seseorang atau
 benar - benar terjadi, legenda semacam ini digunakan untuk meneguhkan  kepercayaan rakyat atau kebenaran “takhayul”. contoh dari legenda alam gaib ini yaitu kepercayaan terhadap adanya hantu, genderuwo, dan sundel bolong

3. Legenda Perseorangan.

Legenda perseorangan adalah cerita tentang tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. 


Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa Timur legenda yang paling terkenal adalah legenda tokoh Panji.

4. Legenda Setempat.

Legenda setempat adalah cerita yg berhubungan dgn suatu tempat,nama tempat dan bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya.Legenda setempat yang berhubungan dengan suatu tempat misalnya legenda Kuningan.

D. Dongeng


Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusatraan lisan. Cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi.


Dongeng Anak biasanya diceritakan untuk anak, terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran.


Dongeng terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Dongeng Binatang

Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang, baik binatang peliharaan maupun binatang liar. 


Bentuk khusus dongeng binatang adalah fabel, yaitu dongeng binatang yang mengandung pesan moral.

2. Dongeng Biasa

Dongeng biasa adalah dongeng yang ditokohi oleh manusia dan biasanya adalah kisah duka seseorang. 

Di Indonesia dongeng biasa yang populer adalah yang bertipe “cinderella” yaitu seorang wanita yang tak ada harapan (unpromissing heroin) 


Dongeng bertipe  ini  seperti cinderella bersifat universal karena tersebar ke segala penjuru dunia. 


Motif-motif dalam dongeng, misalnya : ibu tiri yang kejam; tokoh wanita yang disiksa oleh kakak-kakak dan ibu tirinya; penolong gaib; bertemu dengan pangeran; pembuktian identitas; menikah dengan pangeran.

E. Upacara Adat

Upacara yang berkembang di masyrakat biasanya didasari oleh adanya keyakinan agama, ataupun kepercayaan mereka. 


Upacara ini d
imaksudkan untuk menghindarkan diri dari kemarahan para dewa yang sering diwujudkan dengan berbagai bencana alam dan malapetaka dan juga untuk mendapatkan kemurahan hati para dewa. 

Adakalanya upacara itu terkait dengan legenda yang berkembang dikalangan masyarakatnya tentang asal usul keturunan mereka sehingga upacara itu juga sebagai alat legitimasi tentang keberadaan mereka seperti yang tertuang dalam cerita rakyat. Upacara Adat secara umum terdiri dari :

1. Upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang/roh leluhur

2. Upacara yang berhubungan dengan kehidupan manusia, seperti : upacara sebelum kelahiran, upacara kelahiran, dan upacara perkawinan

3. Upacara yang berhubungan dengan kematian, seperti : upacara 7 hari, upacara 40 hari, dll

4. Upacara berhubungan dengan alam semesta, seperti : upacara meminta hujan, upacara panen, nyadran, dll

F. Nyanyian Rakyat (folksongs)

Nyanyian rakyat adalah salah 1 bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu. Beredar secara lisan diantara masyrakat tertentu dan berbentuk tradisional serta memiliki variasi. 


Kata–kata dan lagu merupakan satu bentuk kesatuan yang tak terpisahkan. Tetapi, teks samaa tidak selalu dinyanyikan dengan lagu yang sama.  


Sebaliknya, lagu yang sama sering dipergunakan untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian rakyat yang berbeda. Perbedaan nyanyian rakyat dengan nyanyian pop dan klasik, yaitu:
1. Bentuk dan isi nyanyian rakyat mudah berubah–ubah.

2. tempat peredaran nyanyian rakyat lebih luas.

3. umur nyanyian rakyat lebih panjang dari pada nyanyian pop.

4. penyebaran nyanyian rakyat dilakukan secara lisan.
Nyanyian rakyat berfungsi sebagai :

a. Pelipur lara

b. Pembangkit semangat

c. Memelihara sejarah setempat

d. Protes sosial terhadap ketidakadilan dalam masyarakat, negara bahkan

Terima kasih telah membaca artikel ini, jika berkenan mohon klik salah satu tombol share dibawah, Terima Kasih

0 Response to "Pengertian Zaman Pra Aksara | Penjelasan, Ciri -ciri, Fungsi dan Unsur"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel